KOnsep prototyping
Interaksi
Manusia & Komputer
|
KATA PENGANTAR
Segala puji
dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang senantiasa memberikan rahmat
serta karunia-Nya kepada penulis dan kita semua, tidak lupa juga penulis
ucapkan syukur atas petunjuk-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah
ini yang berjudul “Konsep Prototyping” secara maksimal dan dapat diselesaikan
dengan waktu yang sesuai (berdasarkan waktu yang telah ditetapkan).
Pembuatan
makalah ini adalah hasil saduran atau evaluasi dari beberapa literatur serta
tentunya beberapa media internet didalam-Nya seperti Website atau Ebook.
Penulis sangat menyadari tanpa rahmat Allah SWT, serta arahan, bimbingan, doa
dan semangat dari teman-teman kelompok, modul ini tidak mungkin dapat
terselesaikan dengan baik dan sesuai pada waktunya. Untuk hal tersebut penulis
dan team lain-Nya mengucapkan banyak-banyak terimakasih kepada semua pihak yang
telah membantu secara langsung ataupun tidak langsung dalam proses pengerjaan
makalah, terutama kepada literatur yang telah menjadi acuan dalam pembuatan
makalah ini.
Penulis
menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini jauh dari kata sempurna, oleh sebab
itu masukan yang sangat membangun sangatlah diharpakan oleh penulis demi
kemajuan dan pembuatan makalah yang lebih baik lagi dalam hasil-Nya terkait
pembuatan makalah kedepan.
Langsa, Juli 2018
Penulis,
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Jika seseorang
memikirkan sebuah Software atau perangkat lunak dilihat dari fungsi-Nya adalah bentuk
media pendukung dalam kegiatan kerja dan aktifitas lain-Nya, software tidak di
ciptakan secara serampangan berdasarkan keiginan diri sendiri atau
pengembang-Nya itu sendiri, tetapi software di ciptakan agar supaya memudahkan
kegiatan berdasarkan spesifikasi yang user atau pelanggan harapkan. Spesifikasi
user akan terpenuhi jika software yang diharapkan sesuai seperti
permasalahan-Nya, tetapi sebalik-Nya jika software tersebut tidak sesuai maka
user akan merasa kecewa. Disini terlihat bahwa salah satu faktor penting-Nya
kesuksesan sebuah proyek software adalah komunikasi antara pelanggan dan
pengembang sangatlah penting untuk suksesi-Nya sebuah perangkat lunak yang
diharpkan.
Dari paparan
diatas sudah seharus-Nya agar menghindari kesalahpahaman dari hasil komunikasi
antara pelanggan dan pengembang, lalu kemudian memberikan solusi agar menemukan
spesifikasi yang benar dari permintaan pelanggan tersebut, salah satu Konsep
yang melibatkan antara pelanggan dan pengembang dengan baik adalah dengan
menggunakan Konsep prototyping, dengan Konsep tersebut pelanggan akan terlibat
lebih aktif dalam komunikasi yang baik sehinggan kedepan memunculkan perangkat
lunak yang ideal.
Dengan kata
lain adalah Prototipe dapat memecahkan masalah ini untuk tipe-tipe tertentu dalam
sistem. Karena kesalahpahaman antara user dan analis akan mengakibatkan
perubahan yang berarti atau sistem tidak akan pernah sempurna dalam
pelaksanaan-Nya atau sekaligus perangkat lunak akan ditolak oleh user.
1.2 Tujuan
Dalam
pembuatan makalah ini penulis bertujuan untuk mengetahui cakupan ilmu dan teori
yang terdapat dalam proses pembuatan dan pengembangan sebuah software dengan
menggunakan salah satu Konsep dalam pengembangan-Nya yaitu Konsep prototype,
penulis bertujuan khusus untuk mempelajari dan mengetahui tentang Konsep
prototype yaitu sejarah prototye, tahapan-tahapan atau phase Konsep protitpe,
kelebihan dan kekurangan Konsep prototype dalam pengembangan software.
1.3 Manfaat
Berdasarkan
isi dari makalah ini yaitu mengenai Konsep prototyping, penulis selaku
mahasiswa sangatlah mengharapkan agar dapat membuahkan hasil maksimal dan dapat
bermanfaat bagi beberapa pihak yang terkait seperti kelas TI-IVC yang sedang
mempelajari dan mendalami matakuliah dasar rekayasa perangkat lunak.
Lebih khusus-Nya
lagi manfaat tersebut bagi pihak kelompok 4 yaitu pembuat makalah ini. Dengan
proses yang telah dilalui dalam penyusunan makalah ini, penulis dan semua
kelompok didalam-Nya mengharapkan akan adanya penambahan wawasan dan
pengetahuan khususnya mengenai Konsep Prototype. Seperti bagaiamana sejarah
dari Konsep prototyping, bagaimana tahapan-tahapan Konsep, apa saja kekurangan
dan kelebihan Konsep dan contoh aplikasi Konsep.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Konsep Prototyping
Sebuah prototipe adalah bagian dari produk
yang mengekspresikan logika maupun fisik antarmuka eksternal yang ditampilkan.
Konsumen potensial menggunakan prototipe dan menyediakan masukan untuk tim
pengembang sebelum pengembangan skal besar dimulai. Melihat dan mempercayai
menjadi hal yang diharapkan untuk dicapai dalam prototipe. Dengan menggunakan
pendekatan ini, konsumen dan tim pengembang dapat mengklarifikasi kebutuhan dan
interpretasi mereka.
Prototyping perangkat lunak (software
prototyping) atau siklus hidup menggunakan protoyping (life cycle using
prototyping) adalah salah satu Konsep siklus hidup sistem yang didasarkan pada
konsep Konsep bekerja (working Konsep). Tujuannya adalah mengembangkan Konsep
menjadi sistem final. Artinya sistem akan dikembangkan lebih cepat dari pada
Konsep tradisional dan biayanya menjadi lebih rendah. Ada banyak cara untuk
memprotoyping, begitu pula dengan penggunaannya. Ciri khas dari metodologi ini
adalah pengembang sistem (system developer), klien, dan pengguna dapat melihat
dan melakukan eksperimen dengan bagian dari sistem komputer dari sejak awal
proses pengembangan.
Dengan prototype yang terbuka, Konsep
sebuah sistem (atau bagiannya) dikembangkan secara cepat dan dipoles dalam
diskusi yang berkali-kali dengan klien. Konsep tersebut menunjukkan kepada
klien apa yang akan dilakukan oleh sistem, namun tidak didukung oleh rancangan
desain struktur yang mendetil. Pada saat perancang dan klien melakukan
percobaan dengan berbagai ide pada suatu Konsep dan setuju dengan desain final,
rancangan yang sesungguhnya dibuat tepat seperti Konsep dengan kualitas yang
lebih bagus.
Protoyping membantu dalam menemukan
kebutuhan di tahap awal pengembangan, terutama
jika klien tidak yakin dimana masalah berasal. Selain itu protoyping juga
berguna sebagai alat untuk mendesain dan memperbaiki user interface – bagaimana
sistem akan terlihat oleh orang-orang yang menggunakannya.
Salah satu hal terpenting mengenai
metodologi ini, cepat atau lambat akan disingkirkan dan hanya digunakan untuk
tujuan dokumentasi. Kelemahannya adalah Konsep ini tidak memiliki analisa dan
rancangan yang mendalam yang merupakan hal penting bagi sistem yang sudah
kokoh, terpercaya dan bisa dikelola. Jika seorang pengembang memutuskan untuk
membangun jenis prototipe ini, penting untuk memutuskan kapan dan bagaimana ia
akan disingkirkan dan selanjutnya menjamin bahwa hal tersebut telah
diselesaikan tepat pada waktunya.
2.2 Tahapan-Tahapan Prototyping dan Kelebihannya
Tahapan-tahapan dalam Prototyping
adalah sebagai berikut:
1. Pengumpulan
kebutuhan
Pelanggan dan pengembang
bersama-sama mendefinisikan format seluruh perangkat lunak, mengidentifikasikan
semua kebutuhan, dan garis besar sistem yang akan dibuat.
2. Membangun
prototyping
Membangun prototyping dengan
membuat perancangan sementara yang berfokus pada penyajian kepada pelanggan
(misalnya dengan membuat input dan format output).
3. Evaluasi
protoptyping
Evaluasi ini dilakukan oleh
pelanggan apakah prototyping yang sudah dibangun sudah sesuai dengan keinginann
pelanggan. Jika sudah sesuai maka langkah 4 akan diambil. Jika tidak
prototyping direvisi dengan mengulang langkah 1, 2 , dan 3.
4. Mengkodekan
sistem
Dalam tahap ini prototyping yang
sudah di sepakati diterjemahkan ke dalam bahasa pemrograman yang sesuai.
5. Menguji
sistem
Setelah sistem sudah menjadi suatu
perangkat lunak yang siap pakai, harus dites dahulu sebelum digunakan.
Pengujian ini dilakukan dengan White Box, Black Box, Basis Path, pengujian
arsitektur dan lain-lain.
6. Evaluasi
Sistem
Pelanggan mengevaluasi apakah
sistem yang sudah jadi sudah sesuai dengan yang diharapkan. Jika ya, langkah 7
dilakukan; jika tidak, ulangi langkah 4 dan 5.
7. Menggunakan
sistem
Perangkat lunak yang telah diuji
dan diterima pelanggan siap untuk digunakan.
Konsep pengembangan ini
(Prototyping Konsep) memiliki beberapa kelebihan, diantaranya :
v Adanya
komunikasi yang baik antara pengembang dan pelanggan
v Pengembang
dapat bekerja lebih baik dalam menentukan kebutuhan pelanggan
v Pelanggan
berperan aktif dalam pengembangan system
v Lebih
menghemat waktu dalam pengembangan system
v Penerapan
menjadi lebih mudah karena pemakai mengetahui apa yang diharapkannya
v Membuat
klien mendapat gambaran awal dari prototype
v Membantu
mendapatkan kebutuhan detil lebih baik
2.3 Implementasi Prototyping Konsep
Konsep prototyping sebagai suatu paradigma
baru dalam pengembangan sistem informasi manajemen, tidak hanya sekedar suatu
efolusi dari Konsep pengembangan sistem informasi yang sudah ada, tetapi
sekaligus merupakan refolusi dalam pengembangan sistem informasi manajemen.
Konsep ini dikjatakan refolusi karena merubah proses pengembangan sistem
informasi yang lama (SDLC).
Menurut literatur, yang dimaksud dengan
prototipe (prototype) adalah ”Konsep pertama”, yang sering digunakan oleh
perusahaan industri yang memproduksi barang secara masa. Tetapi dalam kaitannya
dengan sistem informasi definisi kedua dari Webster yang menyebutkan bahwa
”prototype is an individual that exhibits the essential peatures of later
type”, yang bila diaplikasikan dalam pengembangan sistem informasi manajemen
dapat berarti bahwa Prototipe tersebut adalah sistem informasi yang
menggambarkan hal-hal penting dari sistem informasi yang akan datang. Prototipe
sistem informasi bukanlah merupakan sesuatu yang lengkap, tetapi sesuatu yang
harus dimodifikasi kembali, dikembangkan, ditambahkan atau digabungkan dengan
sistem informasi yang lain bila perlu.
Dalam beberapa hal pengembangan software
berbeda dengan produk-produk manufaktur, setiap tahap atau fase pengembangan
sistem informasi merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari seluruh proses
yang harus dilakukan. Proses ini umumnya hanya untuk satu produk dan
karakteristik dari produk tersebut tidak dapat ditentukan secara pasti seperti
produk manufaktur, sehingga penggunaan ”Konsep pertama” bagi pengembangan
software tidaklah tepat. Istilah prototyping dalam hubungannya dengan
pengembangan software sistem informasi manajemen lebih merupakan suatu proses
bukan prototipe sebagai suatu produk.
Sebagai contoh, pembuat mobil dapat
mengembangkan sebuah purwarupa yang dapat digunakan dalam lintasan pengujuan
khusus dan kemudian ditampilkan dalam showroom. Informasi yang diperoleh dari
perlakuan seperti itu dapat digunakan untuk meningkatkan desain sebelum
implementasi/produksi dilakukan secara massal.
Karakteristik Konsep prototyping
Ada empat
langkah yang menjadi karakteristik Konsep prototyping yaitu :
1.
Pemilahan
Fungsi
Mengacu
pada pemilahan fungsi yang harus ditampilkan oleh prototyping. Pemilahan harus selalu
dilakukan berdasarkan pada tugas-tugas yang relevan yang sesuai dengan contoh
kasus yang akan diperagakan.
2.
Penyusunan
Sistem Informasi
Bertujuan
untuk memenuhi permintaan akan tersedianya prototype
3.
Evaluasi
4.
Penggunaan
Selanjutnya
2.4 Jenis Jenis Prototype
Ada 2 Jenis Prototype :
1)
Suatu Sistem yang akan menjadi sistem
operasional
2)
Suatu Konsep yang dapat dibuang yang berfungsi
sebagai cetak biru bagi sistem operasional.
Karakteristik Konsep
prototyping meliputi langkah-langkah :
1. Pemilahan
fungsi
2. Penyusunan
Sistem Informasi
3. Evaluasi
4. Penggunaan
Selanjutnya
Jenis-jenis
prototyping meliputi
1.
Feasibility prototyping
2.
Requirement prototyping
3.
Desain Prototyping
4.
Implementation prototyping
Teknik-teknik
prototyping meliputi
1. Perancangan
Konsep
2. Perancangan
Dialog
3. Simulasi
2.5 Sistem yang Bermanfaat dari Prototipe (Systems that benefit from prototyping)
Sejak
kebutuhan pada umumnya berhubungan dengan pandangan user terhadap sistem, hanya
dengan prototipe tampilan bagi user sudah cukup untuk memeriksa yang
dibutuhkan. Menu-menu, bentuk tampilan input, tampilan keluaran, atau laporan
yang dicetak, pertanyaan-pertanyaan, pesan-pesan merupakan calon yang ideal
untuk prototipe.
Di lain pihak,
perhitungan yang rumit, kumpulan update data dan realtime, dan sistem yang
bersifat scientific sangat sulit untuk dijadikan Konsep.
Sistem yang
paling sesuai untuk prototipe adalah satu dari banyak hal yang bergantung pada
sistem input/output dari user. Sistem dengan transaksi on-line dikendalikan
melalui menu, layar, formulir,laporan, daftar dan perintah.
2.6 Keuntungan dari prototipe
1.
Menghasilkan syarat yang lebih baik dari
produksi yang dihasilkan oleh Konsep ‘spesifikasi tulisan’.
2.
User dapat mempertimbangkan sedikit perubahan
selama masih bentuk prototipe.
3.
Memberikan hasil yang lebih akurat dari pada
perkiraan sebelumnya, karena fungsi yang diinginkan dan kerumitannya sudah
dapat diketahui dengan baik.
4.
User merasa puas. Pertama, user dapat mengenal
melalui komputer. Dengan melakukan prototipe (dengan analisis yang sudah ada),
user belajar mengenai komputer dan aplikasi yang akan dibuatkan untuknya.
Kedua, user terlibat langsung dari awal dan memotivasi semangat untuk mendukung
analisis selama proyek berlangsung.
2.7 Contoh Aplikasi
Karena Konsep
prototype mengharuskan (interaksi kebutuhan) perangkat lunak yang telah diuji
dan diterima pelanggan kemudian siap untuk digunakan. Konsep Prototyping ini
sangat sesuai diterapkan untuk kondisi yang beresiko tinggi di mana
masalah-masalah tidak terstruktur dengan baik, terdapat fluktuasi kebutuhan
pemakai yang berubah dari waktu ke waktu atau yang tidak terduga, bila
interaksi dengan pemakai menjadi syarat mutlak dan waktu yang tersedia sangat
terbatas sehingga butuh penyelesaian yang segera. Konsep ini juga dapat berjalan
dengan maksimal pada situasi di mana sistem yang diharapkan adalah yang
inovatif dan mutakhir sementara tahap penggunaan sistemnya relatif singkat.
Contoh aplikasi dengan Konsep
prototype tersebut adalah sebagai berikut :
1.
Aplikasi E-Banking
2.
Aplikasi GO-JEK
3.
Aplikasi Microsoft (Office, excel, access dan
powerpoint)
4.
Aplikasi sistem database untuk pendataan
pasiennya
Kenapa
aplikasi diatas dapat dikategorikan sebagai aplikasi yang sudah menggunakan
Konsep prototype, karena aplikasi diatas telah memenuhi unsur dari Konsep
protoype tersebut yaitu seperti perangkat lunak yang telah diuji dan diterima
pelanggan dan tentunya unsur interaksi dengan pemakai yang telah menjadi syarat
mutlak.
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN
3.1 Kesimpulan
Konsep Prototyping melakukan bentuk
antsipatif terhadap kesalahpahaman idea atau spesifikasi kebutuhan user dari
percakapan yang dilakukan dari Konsep lain-Nya. Sehingga dari hasil paparan
teori diatas jelas bahwa Konsep prototyping memilki kelebihan dalam hal
komunikasi antara user dan analis untuk menemukan spesifikasi yang sesuai dan
ideal. Konsep prototyping melakukan design secara cepat (quick design) untuk
menyelesaikan sebuah perangkat lunak.
Dalam
pembuatan sebuah perangkat lunak Konsep ini melibatkan secara lebih aktif
kepada user untuk mengutarakan spesifikasi personal-Nya kepada analis. Sehingga
analis akan dapat sedikit-Nya memahami dengan betul apa yang menjadi keinginan
dari user atau client yang bersangkutan.
3.2 Saran
Karena Konsep ini merupakan Konsep
yang melibatkan user secara lebih aktif lagi dalam mengutarakan idea dan
spesifikasi permasalahan-Nya, analis diharapkan harus cermat, teliti dan mampu
menangkap apa keinginan user sesungguhnya, sehingga analis dapat melakukan
proses pembuatan perangkat lunak meliputi konsep dan design secara baik dan
benar. Analis kemudian diharapkan agar dapat membantu user mengutarakan
pendapat-Nya secara rapih dan tidak memunculkan kesalahpahaman diantara kedua
belah pihak tersebut.
Konsep ini juga mencirikan Konsep
yang tahap design-Nya adalah cepat (quick design) sehingga untuk kedepan-Nya
analis harus teliti dan cermat dalam pembuatan sebuah perangkat lunak. Jika
tidak maka sebuah perangkat lunak akan memilki kecenderungan untuk ditolak oleh
client atau user yang bersangkutan.
DAFTAR PUSTAKA
Iyat Ratna, 2017. Modul dasar
RPL pertemuan 4-7Konsep SDLC:
Terimakasih SEMOGA Bermanfaat.............
Labels:
INTERAKSI MANUSIA DAN KOMPUTER
Thanks for reading Makalah: Pengertian Lengkap KONSEP PROTOTYPING - Interaksi Manusia & Komputer. Please share...!
0 Comment for "Makalah: Pengertian Lengkap KONSEP PROTOTYPING - Interaksi Manusia & Komputer"