tugas bahasa indonesia.
KATA PENGANTAR
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
1.2
Pokok Pembahasan
1.3
Tujuan Penulisan
BAB II
PEMBAHASAN
2.1
Topik
2.1.1 Pengertian Topik
2.1.2 Sumber Topik
2.1.3 Pembatasan Topik
2.1.4 Kriteria Topik yang Baik
2.1.5 Cara Membuat Topik
2.1.6 Tujuan
Penulisan
2.2 Tema
2.2.1 Pengertian Tema
2.2.2 Kedudukan Tema Dalam Suatu Karangan
2.3 Kerangka Karangan
2.3.1 Pengertian Kerangka Karangan
2.3.2 Macam dan Bentuk Karangan
2.3.3 Pola Penyusunan Kerangka Karangan
BAB III
PENUTUP
3.1
Penutup
3.1.1 Kesimpulan
3.1.2 Saran
Makalah
Topik, Tema dan
Kerangka Karangan
Disusun
oleh:
Firman jaya halawa
STMIK Harapan Ibu
Langsa, Aceh
T.A 2016/2017
DAFTAR ISI
DAFTAR
ISI.........................................................................................................................i
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan
rahmat, karunia-Nya saya dapat menyelesaikan makalah tentang TOPIK TEMA DAN KERANGKA KARANGAN ini
dengan baik meskipun banyak sekali kekurangan didalamnya. Dan juaga saya
berterimakasih kepada Ibu Ema Julianda,
S.Pd, M.Pd selaku dosen mata kuliah BAHASA INDONESIA yang telah memberi
tugas ini kepada saya.
Saya sangat berharap makalah ini dapat
berguna dalam rangka menambah wawasan serta pengetahuan kita mengenai TOPIK, TEMA DAN KERANGKA KARANGAN. Saya
juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini terdapat kekurangan dan
jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, saya berharap adanya kritik, saran dan
usulan demi perbaikan makalah yang telah saya buat di masa yang akan datang,
mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun.
Semoga makalah yang sederhana ini
dapat di pahami bagi siapa pun yang membacanya. Sebelumnya saya mohon maaf
apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan, saya mohon kritik
dan saran yang membangun dari anda demi perbaikan makalah ini di waktu yang
akan datang.
Langsa,
16 April 2017
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
ketika mempelajari
bahasa indonesia ataupun bahasa asing kita akan di hadapkan dengan istilah
topik, tema ataupun judul ketika membuat sebuah karangan ataupun sejenisnya.
adanya tema atau topik suatu karang merupakan hal yang sangat di perlukan untuk
kerangka tulisan awal sebelum memulai menulis. Ini dikarenakan topik atau tema
ini merupakan acuan untuk menuangkan isi pikiran atau ide menjadi sebuah
tulisan. Adanya topik atau tema ini juga berguna untuk mencegah sebuah tulisan
yang dibuat melenceng dari apa yang diingikan dan menghasilkan sebuah karang
yang diinginkan oleh penulis.
Sedangkan sebuah
judul dapat kita artikan sebagai ujung
tombak sebuah karangan karena dengan judul yang menarik maka pembaca akan
merasa penasaran dan tentunya ingin membaca isi dari karangan tersebut. Atau
dapat kita katakan juga, dengan adanya judul maka secara tidak langsung karanga
tersebut akan jadi menarik bagi pembaca untuk mengetahui apa isi karanga tersebut. Keserasian dari
tiga pokok tulisan ini dalam hal ini tema, topik dan judul maka sangatlah
penting untuk mencapai sebuah karangan atau tulisan yang baik dan pastinya
menarik.
1.2
Pokok Pembahasan
1.
apa
pengertian topik?
2.
Bagaimana
membuat sebuah topik yang baik?
3.
Apa
pengertian tema?
4.
Apakah
yang dimaksud dengan kerangka karangan itu?
5.
Apa
saja pola sebuah karangan?
1.3
Tujuan Penulisan
1.
Untuk
memenuhi tugas Mata Kuliah Bahasa Indonesia
2.
Agar
mahasiswa dapat mengetahui definisi dari topik, tema dan kerangka karangan
3.
Agar
mahasiswa dapat mengetahui cara membuat topik, tema dan kerangka karangan
BAB II
PEMBAHASAN
2.1
Topik
2.1.1 Pengertian Topik
Topik berasal dari
bahasa Yunani “Topoi” yang berarti
tempat. Ini dapat diartikan bahwa topik merupakan sesuatu hal yang sudah
ditentukan dan dibatasi. Topik berarti pokok pembicaraan ataupun pokok
permasalahan. Topik karangan adalah
suatu hal yang digarap menjadi karangan. Topik merupakan jawaban atas
pertanyaan Masalah apa yang akan ditulis?
Atau hendak menulis tentang apa? Atau
topik merupakan suatu contoh dari pembicaraan atau apapun yang akan menjadi
landasan dalam penulisan sebuah artikel. Adapun syarat sebuah topik adalah
harus menarik perhatian dan tentunya bermanfaat unutk penulis dan pembaca dan
topik yang dipilih harus mempunyai sumber acuan yang jelas atau real, dll.
Jika kita akan
membuat sebuah karangan, maka sebaiknya terlebih dahulu memilih dan menetapkan
topik dan judulnya. Ciri khas topik terletak pada permasalahannya yang bersifat
umum dan belum terurai, adapun judul karangan pada umumnya adalah rincian dan
penjabaran dari topik. Jika dibandingkan dengan topik, judul lebih spesifik dan
sering telah menyiratkan permasalahan atau variabel yang akan dibahas.
Bertumpu dari
penjelasan diatas, maka dapat kita ketahui persamaan juga perbedaan antara
topik dengan judul. Topik dapat menjadi judul karangan, topik juga dapat
menjadi payung besar yang bersifat umum dan belum menggambarkan sudut pandang
penulisnya. Sedangkan judul lebih spesifik dan telah mengandung permasalahan
yang lebih jelas atau lebih terarah.
Contoh jika dalam
menggarap karya ilmiah seperti skripsi, judul memang ditetapkan pada awal
proses penulisannya, yaitu pada waktu pengajuan outline. Akan tetapi kita perlu
tahu bahwa proses pembuatan judul itu
sebenarnya tetap berawal dari pemilihan topik. Pada jenis karangan lain sesudah karangan
selesai, serta dapat diganti-ganti sepanjang hal itu relevan dengan isi
karangan dan sesuai dengan topik yang ditentukan.
2.1.2 Sumber Topik
Ada
banyak sekali penulis yang bingung saat mau menentukan hendak menulis apa,
rasanya semua yang ada itu menarik dan kebanyakan sudah ditulis oleh orang
lain, namun sebenarnya masih banyak hal yang dapat dijadika topik tulisan.
Untuk membantu menentukan topik, menurut Wayne
N. Thompson dalam Rakhmat (1999:20), seorang penulis dapat menentukan
sumber topik dengan cara sebagai berikut:
1.
Pengalaman
pribadi
a.
Perjalanan
b.
Tempat
yang pernah dikunjungi
c.
Kelompok
anda
d.
Wawancara
dengan tokoh
e.
Kejadian
luar biasa
f.
Peristiwa
lucu
2.
Hobi
dan keterampilan
a.
Cara
melakukan sesuatu
b.
Cara
kerja sesuatu
3.
Pengalaman
pekerjaan atau profesi
a.
Pekerjaan
tambahan
b.
Profesi
keluarga
4.
Pelajaran
sekolah atau kuliah
a.
Hasil-hasil
penelitian
b.
Hal-hal
yang perlu diteliti lebih lanjut
5.
Pendapat
pribadi
a.
Kritik
terhadap buku, film, puisi, pidato, iklan, siaran radio atau televisi, dll.
b.
Hasil
pengamatan pribadi
6.
Peristiwa
hangat atau pembicaraan publik
a.
Berita
halaman muka surat kabar
b.
Topik
tajuk rencana
c.
Artikel
d.
Materi
kuliah
e.
Penemuan
mutakhir
7.
Masalah
abadi
a.
Agama
b.
Pendidikan
c.
Sosial
dan masyarakat
d.
Problem
pribadi
8.
Kilasan
biografi
a.
Orang-orang
terkenal
b.
Orang-oarang
berjasa
9.
Kejadian
khusus
a.
Perayaan
atau peringatan
b.
Peristiwa
yang erat kaitannya dengan perayaan
10.
Minat
khalayak
a.
Pekerjaan
b.
Hobi
c.
Rumah
tangga
d.
Pengembangan
diri
e.
Kesehatan
dan penampilan
f.
Tambahan
ilmu
g.
Minat
khusus
2.1.3 Pembatasan Topik
Topik adalah
segala yang ingin dibahas. Ini dapat berarti bahwa penulis sudah memilih apa
yang akan menjadi pokok pembicaraan dalam tulisan tersebut. Menurut Sabarti Akhadiah (1994:211), ada lima
hal yang perlu diperhatikan dalam memilih topik:
1.
Ada
manfaatnya untuk perkembangan ilmu dan profesi,
2.
Cukup
menarik untuk dibahas,
3.
Dikenal
dengan baik,
4.
Bahannya
mudah diperoleh dan
5.
Tidak
terlalu luas dan tidak terlalu sempit.
Menurut Keraf (1979:113) merumuskan kiat
pembatasan topik adalah langkahnya sebagai berikut:
1.
Tetapkan
topik yang ingin dibahas dalam suatu kedudukan sentral.
2.
Ajukanlah
pertanyaan, apakah topik yang berada dalam kedudukan sentral itu masih bisa
diperinci lebih lanjut atau tidak. Demikian dilakukan berulang sampai di
peroleh topik yang sangat khusus.
3.
Tetapkanlah
yang mana dari perincian tadi yang akan dipilih.
4.
Ajukanlah
pertanyaan, apakah sektor tadi masih perlu diperinci lebih lanjut atau tidak
demikian dilakukan berulang sampai diperoleh topik yang sangat khusus.
2.1.4 Kriteria Topik yang Baik
Pada tahap ini
tentu saja kita sudah menentukan topik yang akan dikembangkan menjadi satu
karangan. Maka selanjutnya, pertimbangkanlah apakah topik tersebut menarik
untuk dijadikan suatu tulisan dan apakah mampu untuk menuliskannya sebagai
sebuah karangan? Untuk menentukan topik yang baik, hal-hal berikut ini dapat
dijadikan sebagai tolak ukur:
1.
Topik
harus sesuai dengan latar belakang penulisnya.
Pastikan
bahwa topik yang hendak dibahas benar-benar sudah dikuasai materinya.
2.
Topik
harus sesuai dengan minat anda.
Topik
yang menarik minat anda akan membuat anda lancar menuliskannya. Selain itu,
jika anda menarik menuliskannya tentu akan membuat anda semangat untuk mencari
referensinya.
3.
Topik
harus menarik minat pembaca.
Percuma
saja menulis sesuatu yanag kira-kira tidak membuat orang tertarik untuk
membacanya. Meskipun minat membaca seseorang tentulah berkaitan dengan latar
belakang pengetahuannya, akan tetapi jika anda menulis sesuaut yang baru,
eksotis, menyodorkan alternatif lain, menimbulkan rasa ingin tahu, membuat
seseorang terlibat emosional, dan hal eksotis ini akan menarik orang untuk membacanya.
4.
Topik
harus dapat di tunjang dengan referensi lain.
Suatu
topik yang belum ada sama sekali referensi akan sangat merepotkan anda sendiri,
untuk itu, sedapat mungkin hindarilah topik yang seperti itu.
5.
Topik
harus dibatasi ruang lingkupnya.
Topik
yang terlalu luas akan menyulitkan anda sendiri dan akan menyita banyak waktu
anda. Lagi pula pembicaraan anda tidak akan terfokus. Hal ini akan membuat
tulisan anda akan bertele-tele.
2.1.5 Cara Membuat Topik
Sebelum mengangkat
sesuatu menjadi topik dalam tulisan, pengarang harus benar-benar mengetahui
pokok permasalahannya. Agar pembicaraan pengarang tidak melantur, hendaknya
topik dipersempit sesuai dengan rencana. Dengan itu, akan diperoleh salah satu
aspek untuk diangkat menjadi pokok pembahasan karangan. Contoh berikut adalah
cara untuk mempersempit topik supaya lebih spesifik dari topik sebelumnya:
a.
Menurut
tempat: negara tertentu lebih khusus dari pada dunia: Jakarta lebih terbatas
dari pulau Jawa. Topik “pulau Jawa sebelum Indonesia merdeka” lebih sempit
menjadi “Jakarta sebelum Indonesia merdeka”.
b.
Menurut
waktu/periode/zaman: “kebudayaan Indonesia” dipersempit menjadi “seni patung
pada zaman kerajaan Hindu”.
c.
Menurut
hubungan sebab-akibat: “Dekadensi moral di kalangan Muda-mudi” dapat dipersempit menjadi “pokok pangkal timbulnya
krisis moral di kalangan muda-mudi”.
d.
Munurut
pembagian bidang kehidupan manusia: politik, sosial, ekonomi, kebudayaan,
agama, kesenian, dll. Karangan tentang “usaha pemerintah dalam bidang ekonomi”
di perkhusus menjadi “kebijaksanaan diregulasi di bidang ekonomi selama ganti”.
e.
Menurut
aspek khusus umum: individual kolektif: “pengaruh siaran televisi terhadap kaum
tani di Jawa Timur” dapat dipersempit menjadi “pengaruh siaran televisi di
Boyolali”.
f.
Menurut
objek material dan objek formal. Objek material ialah bahan yang dibicarakan;
objek formal ialah sudut darimana bahan itu kita tinjau, misalnya:
“kesussastraan Indonesian (objek material) di tinjau dari sudut gaya bahasanya
(objek formal). Kepemimpinan di tinjau dari sudut pembentukan kader-kader baru;
keluarga berencana di tinjau dari segi Agama.
2.1.6 Tujuan
Penulisan
Setelah menemukan
topik, langkah selanjutnya menentukan tujuan penulisan. Maksudnya, apa yang
ingin dicapai dengan menulis topik karangan tertentu. Pada dasarnya tujuan
penulisan dapat dikelompokkan atas tujuan umum dan tujuan khusus. Tujuan umum
bersifat informatif. Adapun Tujuan khusus adalah tujuan yang dijabarkan dari
tujuan umum. Untuk lebih jelasnya perhatikan contoh berikut:
Topik : Pentingnya
Menjaga Perdamaian
Judul : Damai itu
Indah
Tujuan umum :
Argumentasi
Tujuan Khusus:
a.
Memberi
keyakinan pada pembaca bahwa damai memberi ketenangan dan kenyamanan dalam
kehidupan kita.
b.
Memberi
keyakinan kepada pembaca bahwa damai membuat kehidupan menjadi lebih indah.
c.
Mengajak
pembaca untuk selalu menjaga perdamaian itu.
2.2 Tema
2.2.1 Pengertian Tema
Tema berasal dari
bahasa Yunani “Theitenai”, yang berarti sesuatu yang telah diuraikan atau
sesuatu yang telah di tempatkan. Tema merupakan amanat utama yang disampaikan
oleh penulis melalui karangannya. Dalam karang mengarang, tema adalah pokok
pikiran yang mendasari karangan yang
akan disusun menjadi tulisan. Tema ini yang akan menentukan arah tulisan atau
tujuan dari penulisan artikel itu.
Tema yang Baik
1.
Tema
menarik perhatian penulis,
Tema
yang menarik perhatian penulis akan memungkinkan penulis berusaha terus-menerus
mencari data untuk memecahkan masalah-masalah yang dihadapi, penulis akan di
dorong terus-menerus agar dapat menyelesaikan karya tulis tersebut
sebaik-baiknya.
2.
Tema
dikenal atau diketahui dengan baik,
Maksudnya
bahwa sekurang-kurangnya prinsip-prinsip ilmiah diketahui oleh penulis.
Berdasarkan prinsip-prinsip ilmiah yang diketahuinya, penulis akan berusaha
sekuat tenaga mencari data melalui penelitian, observasi, wawancara dan
sebagainya, sehingga pengetahuannya mengenai masalah itu bertambah dalam. Dalam
keadaan demikian, disertai pengetahuan teknis ilmiah dan teori ilmiah yang
dikuasainya sebagai latarbelakang masalah tadi, maka ia sanggup menguraikan
tema itu sebaik-baiknya.
3.
Bahan-bahannya
dapat di peroleh
Sebuah
tema yang baik harus dapat dipikirkan apakah bahannya cukup tersedia disekitar
kita atau tidak. Bila cukup tersedia, hal ini memungkinkan penulis untuk dapat
memperolehnya kemudian mempelajari dan menguasai sepenuhnya.
4.
Tema
dibatasi ruang lingkupnya
Tema
yang terlampau umum dan luas yang mungkin belum cukup kemampuannya untuk
menggarapnya akan lebih bijaksana kalau dibatasi ruang lingkupnya.
2.2.2 Kedudukan Tema Dalam Suatu Karangan
Tema berarti suatu
pokok pemikiran atau gagasan pokok atau ide pikiran tentang suatu hal, salah
satunya membuat sebuah tulisan. Jadi jika diandaikan sebuah rumah tema
merupakan fondasinya. Pokok pemikiran tertentu yang akan disampaikan oleh
penulis dalam karangannya disebut tema karangan. Penetapan tema sebelum mulai
mengarang sangatlah penting untuk menjamin penyampaian ide secara teratur dan
jelas sehingga isi karangan akan dapat dipahami oleh pembaca dengan mudah. Tema
hendaknya harus diungkapkan secara eksplisit agar dapat membantu memudahkan
penulis dalam menulis sebuah kerangka karangan (outline).
Berdasarkan uraian
diatas, contoh berikut akan memperjelas kedudukan tema dalam suatu kerangka
karangan, sekaligus membedakan antara topik, judul dan tema.
·
Topik
: upaya mengatasi tawuran antar pelajar
·
Judul
: (dapat disesuaikan dengan selera penulis)
1.
Tawuran
lagi, tawuran lagi...... pusing!
2.
Tawuran
pada anak sekolah, penyakit kriminalitas.
3.
Tawuran
antar sesama pelajar dapat merusak moralitas anak bangsa.
·
Tema : Upaya mengatasi
kriminalitas para pelajar bukanlah semata-mata tanggungjawab aparat kepolisian
saja, melainkan juga menjadi tanggung jawab orangtua para pelajar. Permasalahan
ini tidak mungkin dapat dipecahkan tanpa bantuan semua pihak yang terkait.
Dalam hal ini yang paling di perlukan adalah adanya kesadaran bahwa kita ini
adalah umat yang bergama yang memiliki keyakinan dan kepercayaan yang luhur dan
sakral, bahwa kita semua adalah makhluk hidup haruslah hidup damai dan
berdampingan.
Seperti dalam
topik, tema juga perlu pembatasan dalam penulisannya agar penulis tidak
melantur atau melenceng dari pokok bahasan yang utama. Dengan begitu penulis
akan lebih mudah membuat suatu karangan yang efektif.
2.3 Kerangka Karangan
2.3.1 Pengertian Kerangka Karangan
Kerangka karangan
adalah rencana teratur tentang pembagian dan penyusunan gagasan. Fungsi utama
kerangka karangan adalah mengatur hubungan diantara gagasan-gagasan yang
ada. Kerangka mengandung rencana kerja
bagaimana menyusun karangan. Kerangka akan membantu penulis menggarap karangan
menjadi logis dan teratur serta memungkinkan penulis membedakan ide-ide utama
dari ide-ide tambahan.
Kerangka karangan
dapat megalami perubahan terus menerus untuk mencapai suatu bentuk yang lebih
sempurna. Kerangka karangan dapat berbentuk catatan sederhana, tetapi dapat
juga mendetail. Kerangka yang belum final dapat disebut outline, sementara
kerangka yang sudah tersusun rapi dan lengkap disebut sebagai outline final.
Kerangka karangan
dapat membantu pengarang atau penulis dalam hal-hal seperti berikut:
a.
Mempermudah
pengarang maenuliskan karangannya,
b.
Membatasi
pengarang menuliskan karangannya,
c.
Memberi
fokus atau arah sehingga pengarang tidak keluar dari sasaran yang telah
ditetapkan,
d.
Membantu
pengarang mengatur atau menetapkan klimaks yang berbeda-beda di dalam
karangannya, juga menata detail karangan, dan
e.
Sebagai
miniatur dari keseluruhan karangan, pembaca dapat melihat intisari ide serta
struktur suatu karangan.
2.3.2 Macam dan Bentuk Karangan
Kerangka karangan
ada dua macam yaitu: kerangka topik
dan kerangka kalimat.
1.
Kerangka
topik
Dalam praktik pemakaian, kerangka yang
banyak di pakai adalah kerangka topik.
Kerangka topik terdiri atas kata, frasa, koma atau klausa, yang di
dahului dengan tanda-tanda atau kode tertentu untuk menyatakan hubungan antar gagasan.
Tanda baca akhir (.) tidak diperlukan karena tidak dipakainya kalimat tidak
lengkap. Kerangka kalimat lebih bersifat resmi berupa kalimat lengkap.
Pemakaian lengkap menunjukkan diperlukannya pemikiran yang lebih luas daripada
yang dituntut di dalam kerangka topik. Tanda baca titik harus dipakai pada
akhir setiap kalimat yang di pakai untuk menuliskan judul dan sub bab.
2.
Kerangka
kalimat
Kerangka kalimat banyak di pakai pada
proses awal penyusunan outline. Bila outline sudah selesai, kerangka kalimat
itu dapat di padatkan menjadi kerangka topik, demi kepraktisan. Pemakaian
kalimat dapat saja untuk menulis judul sub bab. Jadi kerangka bisa saja berbentuk
gabungan kerangka kalimat dan kerangka topik. Meskipun pemakaian kerangka topik
lebih dominan, tidaklah dipantang mencampur dengan kerangka kalimat, meski
hanya untuk penulisan judul-judul sub bab.
Kerangka dapat
dibentuk dalam sistem tanda untuk kode tertentu. Hubungan antara gagasan yang
ditunjukkan oleh kerangka dinyatakan dengan serangkaian kode yang berupa huruf
dan angka. Bagian utama biasanya di dahului dengan angka tertentu (misalnya
angka romawi), sedangkan bagian bawahnya (subbagian) menggunakan tanda yang
lain. Ada juga kerangka yang hanya menggunakan angka arab saja, jika
karangannya tidak terlalu panjang, misalnya untuk makalah atau artikel
sederhana. Kode-kode itu akan lebih kompleks didalam karangan yang benar-benar
seperti skripsi, thesis, disertasi dan buku.
2.3.3 Pola Penyusunan Kerangka Karangan
Ada dua pola
terpenting yang lazim di pakai untuk menyusun kerangka karangan, yaitu pola alamiah dan pola logis. Pola pertama disebut alamiah karena memakai pendekatan
berdasarkan faktor alamiah yang esensial, yaitu ruang (tempat) dan waktu. Pola
yang kedua dinamakan pola logis karena memakai pendekatan berdasarkan jalan
pikiran atau cara berpikir manusia yang selalu mengamati sesuatu berdasarkan
logika.
a.
Pola alamiah
Seperti yang telah
diuraikan diatas, penyusunan kerangka karangan yang berpola alamiah mengikuti
keadaan alam yang berdimensi ruang dan waktu. Oleh karena itu, urutan unit-unit
dalam kerangka pola alamiah dapat dibagi dua, yaitu urutan ruang dan urutan
waktu.
1.
Urutan
ruang
Yang
dimaksud dengan urutan adalah pola uraian yang menjabarkan keadaan suatu ruang
seperti dari kiri ke kanan, dari atas ke bawah, dan seterusnya. Urutan ruang di
pakai untuk mendeskripsikan suatu tempat atau ruang umpamanya kantor, gedung,
lokasi atau wilayah tertentu. Berikut ini contoh bagian kerangka karangan yang
memakai urutan ruang.
Topik
: Laporan Lokasi Banjir di Indonesia
I.
Banjir
di Pulau Sumatera
A.
Banjir
di Sumatera Selatan
1.
Daerah
Lahat
2.
Daerah
Pendopo
B.
Banjir
di Sumatera Utara
1.
Daerah
Samosir
2.
Daerah
Toba
C.
Banjir
di.....
2.
Urutan
waktu
Urutan
waktu dipakai untuk menarasiakan (menceritakan) suatu peristiwa atau kejadian,
baik yang berdiri sendiri maupun merupakan rangkaian peristiwa. Kerangka
tentang sejarah pastilah memakai urutan waktu. Agar tidak membosankan, urutan
waktu seperti diatas dapat divariasikan dengan susunan terbalik misalnya dari
akhir ke awal.
Perhatikan
contoh kerangka karangan yang memakai urutan waktu di bawah ini.
Topik : Riwayat
Hidup Gus Dur
1.
Jati
diri Gus Dur
2.
Pendidikan
Gus Dur
3.
Karier
Gus Dur
4.
Akhir
Hidup Gus Dur
Berdasarkan
kerangka diatas dapat di buat karangan singkat yang terdiri atas satu alinea;
dapat diperluas menjadi empat alinea; dapat di perlias menjadi empat Bab;
bahkan bisa dibuat menjadi satu buku. Begitulah pentingnya membuat kerangka
karangan sebelum mengarang.
b.
Pola logis
Diatas telah disebutkan bahwa pola logis
memakai pendekatan berdasarkan cara berpikir manusia. Cara dalam berpikir
bermacam-macam yaitu bergantung pada sudut
pandangnya.
Adapun
macam-macam urutan logis adalah masalah-antiklimaks, sebab-akibat, pemecahan
masalah dan umum-khusus.
1.
Contoh
urutan klimaks
Topik : Kejatuhan
Soeharto
i.
Praktik
KKN Merajalela
ii.
Keresahan
di Dalam Masyarakat
iii.
Kerusuhsn
Sosial di Mana-mana
iv.
Tuntutan
Reformasi Menggema
v.
Kejatuhan
yang Tragis
2.
Contoh
urutan sebab-akibat
Topik : Pemukiman
Tanah Tinggi Terbakar
1.
Kebakaran
di tanah tinggi
2.
Penyebab
kebakaran
3.
Kerugian
yang di derita masyarakat dan pemerintah
4.
Rencana
rehabilitasi fisik
3.
Contoh
urutan pemecahan masalah
Topik : Bahaya
Ecstasy dan Upaya Mengatasinya
1.
Apakah
Ecstasy
2.
Bahaya
Ecstasy
2.1. Pengaruh Ecstasy
terhadap syaraf pemakainya
2.2.Pengaruh Ecstasy
terhadap masyarakat
2.2.1.
Gangguan
kesehatan masyarakat
2.2.2.
Gangguan
kriminalitas
3.
Upaya
Mengatasi Bahaya Ecstasy
4.
Kesimpulan
dan Saran
4.Contoh urutan
umum-khusus
Topik : Komunikasi
Lisan
1.
Komunikasi
dan bahasa
a.
Bahasa
lisan
b.
Bahasa
tuis
2.
Komunikasi
lisan dan perangkatnya
a.
Kemampuan
kebahasaan
1.
Olah
vokal
2.
Volume
dan nada suara
b.
Kemampuan
akting
1.
Mimik
muka
2.
Gerakan
anggota tubuh
3.
Praktik
komunikasi lisan
BAB III
PENUTUP
3.1
Penutup
3.1.1 Kesimpulan
Dengan menentukan
tema dan topik secara baik maka akan menghasilkan karangan yang baik pula dan
menarik orang untuk membacanya. Ditambah dengan judul yang mengesankan dan
membuat orang penasaran ingin membaca menjadi nilai tambahan bagi sebuah
karangan tersebut.
Menentukan judul
yang tepat harus didasarkan terhadap apa tema dan topiknya jangan sampai
bertentangan, apalagi melenceng jauh dari kaidah-kaidah yang sudah di tentukan
dalam perumusan sebuah karangan tersebut. Menentukan sebuah topik, tema dan judul
yang tepat wajib hukumnya bagi semua orang dalam pembuatan sebuah karangan
tertulis karena membantu dalam penulisannya agar tertata dan sesuai dengan yang
diingikan dari awal penulisannya.
Topik yang baik
harus menarik dan dibaca serta dikuasai dengan baik oleh penulis minimal
prinsip-prinsip ilmiah. Sedangkan tema yang baik adalah tema yang menarik
perhatian penulis, tema yang di kenal atau di ketahui dengan baik,
bahan-bahannya dapat di peroleh, tema dibatasi ruang lingkup. Dan judul yang
baik adalah harus relevan, harus provokatif dan harus singkat.
3.1.2 Saran
Menyadari bahwa
penulis masih jauh dari kata sempurna, kedepannya penulis akan lebihn fokus dan
details dalam menjelaskan tentang makalah diatas dengan sumber-sumber yang
lebih banyak dan tentunya dapat di pertanggung jawabkan. Oleh karena itu,
segala kritik, saran atau masukan dari pembaca sangat diharapkan untuk
menunjang perbaikan makalah yang lebih baik lagi.
Labels:
BAHASA INDONESIA
Thanks for reading MAKALAH : tema, topik dan kerangka karangan. Please share...!
2 Comment for "MAKALAH : tema, topik dan kerangka karangan"
Daftaf pustakanya gak ada...
ada itu rip.. hanya saja saya ga masukin di blog ini.hehe